Masakan orang bukan Islam, halal dimakan walaupun bukan dalam keadaan darurat.
Yang tak boleh makan hanya daging yang mereka sembelih atau masakan yang mengandungi benda haram. Selain itu semuanya halal walaupun dimasak non Muslim. [al-Jami’ li Ahkam al-Quran 6/77]
Status Muslim atau tak, tak menjadi kayu ukur sesuatu makanan yang dimasak itu halal atau haram. Yang menjadi ukurannya ialah zat dan bahan ketika masak.
Kalau orang Islam masak daging babi, ia tetap haram. Kalau orang bukan Islam masak ayam, sayur, nasi, ia tetap halal.
Kata Qatadah, muridnya Anas bin Malik:
لا بأس بأكل طعام المجوسي ، ما خلا ذبيحته
Boleh makan makanan Majusi (penyembah api) selain sembelihannya. [Musannaf Abdul Razzaq 6/109]
Tak pernah jadi isu sejak ribuan tahun. Sebab itu penting beragama dengan ilmu bukan rasa-rasa.
Waktu tak darurat pun kita boleh makan apatah lagi waktu semua orang tak kira bangsa dan agama sedang dilanda bencana alam. Bila kau buat kecoh isu masakan non Muslim ni, dia bukan tunjuk kau terpaling Islam tapi tunjuk kau lah yang jahil tak habis belajar bab halal haram.
Tambahan. Isu masakan daripada alatan dan bekas yang pernah masak makanan tidak halal:
Sahabat Nabi pernah berjiran dengan non Muslim yang masak babi. Nabi kata kalau nak makan masakan mereka, minta dimasak dari alatan yang bebas dari masakan haram. Jika tiada, pastikan alatan itu dibasuh bersih kemudian makan dan minumlah darinya. [Riwayat Abu Daud]
Disisi Mazhab Syafie, makan dari alatan yang pernah guna untuk masak makanan tidak halal kemudian dibersihkan hukumnya makruh. Again, bukan siapa yang masak jadi ukurannya tapi bahan yang dimasak. Kalau yang masak babi tu orang Islam, alatan tu nantinya pun jadi makruh bila guna.
I hope not only Muslim friend get benefit from this answer but non Muslim too. Nanti kalau you guys deal with Muslim liddis you boleh educate them back biar rasa malu sikit sebab buat palatao.